Apa yang kalian bayangkan saat mendengar kata 'menikah', 'nikahan' atau 'kawinan'? Biasanya yang kita bayangkan sebagai rakyat +62 kebanyakan adalah pesta perkawinan yang dihadiri tamu undangan (yang kebanyakan gak kamu kenal), wedding dress putih, bunga-bunga, sambutan dari keluarga baru yang ramah, dan juga romantisnya pasangan saat menjadi pengantin baru.
Berbeda dengan Grace. Di hari pertama pernikahannya dengan Alex Le Domas, anak bungsu dari keluarga Le Domas yang memiliki perusahaan mainan paling sukses di US. Perusahaan ini sangat terkenal dan sudah dijalankan sejak tiga generasi. Alex baru berpacaran 18 bulan saat memutuskan untuk melamar Grace. Dan siapa yang bisa menolak untuk jadi bagian dari kerajaan Le Domas?
Untuk menjadi bagian dari keluarga Le Domas, Grace diwajibkan mengikuti inisiasi yang sudah menjadi tradisi, yaitu memilih satu permainan dari kartu yang harus diselesaikannya sepanjang malam sampai matahari terbit.
Saat mengambil kartu, Grace mendapat 'Hide and Seek', bermain petak umpet. Syaratnya hanya satu, jangan sampai ia tertangkap karena jika tertangkap, dia akan terbunuh. Awalnya Grace masih menanggapinya dengan tertawa karena dia pikir ini adalah sebuah lelucon keluarga kaya. Belum lagi sambutan ibu mertua dan ipar-iparnya yang hangat membuat Grace pikir kata 'membunuh/terbunuh' hanya gurauan. Grace diberi waktu sampai 100 detik untuk menemukan tempat bersembunyi. Dan permainan pun dimulai.....
Dan sesuai trailernya, Grace sangat baddas dengan gaun pengantin, sneakers, dan senapan lengkap dengan selempang pelurunya. Alih-alih pasrah, dia melawan dan balik memburu keluarga Le Domas. Samara Weaving (yang mirip banget sama Margot Robbie) memerankan Grace dengan sangat standout. Penampilannya di Ready or Not sangat remarkable dan iconic.
***
Ide human hunts di film ini cukup berbeda dengan film thriller yang lain. Mengingatkan kita akan film Get Out tapi dengan nuansa yang berbeda. Jujur aja, sebenarnya ini film lucu banget. Adegan-adegan sadis tertutupi dengan humor-humor satir dan terkesan bodoh dari orang-orang kaya di film ini. Sang Guilermo del Toro aja bilang di twitter-nya kalau film ini lucu dan menyenangkan.
Sangat disayangkan, trailer Ready or Not yang tersebar di media sosial itu revealed too much. Sebenarnya endingnya sudah ketebak sih. Trailernya sudah menceritakan hampir 70% film.
Menurut saya film ini mau menjelaskan kalau marriage is a trap, once you got it, you can never out from it. Saat kamu memutuskan untuk menikah, kamu ga hanya nikahin pasanganmu, tapi juga keluarganya, berikut dengan tetek bengek yang mengikutinya, entah itu tradisi, kebiasaan, atau standar-standar yang menurutmu asing dan ga perlu. Ga ada jalan lain selain hadapi, adaptasi dan harus berani. Kalau ga tahan? Silahkan pergi atau kabur.( *ps: ga sedikit pasangan luka batin gara-gara lidah mertua)
Bisa juga disambungin sama kenalilah calon pasanganmu dengan baik dan benar, berikut dengan keluarganya. Pacaran bertahun-tahun aja pas nikah bisa beda kelakuannya cuy! Kalau lagi in love dan buta, ya apa aja mau diterima. Tapi pas butanya sembuh, apa masih bisa tahan?
Apalagi kalau jalannya cuma ta'aruf seminggu. Kita mana tau kan kalau dia super anak mami, ga bisa benerin genteng, mental blocking, fatalis, psikopat atau pecinta S&M. Atau ideologi keluarga besarnya yang ga bisa kamu terima.
Jadi, ga usah kebelet nikah ya gaes. Ini hidupmu, bukan hidupnya orang yang ngomongin kamu .
Sekian.


