Minggu, 31 Desember 2017

Menikah Tidak Selalu Indah

(1)


Dear kawan-kawan yang suka berseru lantang, “Segera menikahlah, menikah itu nikmat dan bikin bahagia” atau yang berpikiran senada. Atau yang suka baper lihat koncomu posting foto mesra bareng pacar/suami/istri dengan caption “relationships goals”. Selamat Anda tertipu oleh citra!

Citra-citra itu mungkin menggoda, menghipnotis, bahkan meneror perhatian dan kesadaran. Apalagi zaman now sudah banyak media seperti instagram, path, atau facebook yang membuka ruang seluas-luasnya untuk membagikan momen yang sebenarnya bersifat personal. Citra yang ditampilkan dalam bentuk visual kemudian dilengkapi dengan caption yang “uhlala” tanpa disadari merupakan cara untuk berkomunikasi. Citra itu yang akan jadi “ruh” dan daya tarik Anda untuk kepo dan mengambil kesimpulan “oh, dia bahagia sekali ya” atau “kasihan galau terus.” Remember, a picture says a thousands words, but you don’t know anything behind that picture. 

Ada sudut pandang yang sebenarnya orang-orang itu enggan berbagi kisah di dalamnya.

1) Dalam menjalin relasi, ada dua sisi kepribadian yang berbeda yang harus bersatu

Di luar hubungan yang bersifat biologis, kadang pasangan lupa dengan gombalannya dulu saat masih pacaran: JUST THE WAY YOU ARE. Tapi saat melihat suami menaruh handuk sembarangan atau melihat istri terlihat “gembel” di rumah, kita bisa saja kesal setengah mati kemudian merutuk dalam hati. Pada poin ini kita lupa bahwa saat menikahi seseorang, kita tidak hanya menikahi kelebihannya, tapi juga kekurangannya. 

Ini jarang sekali dibahas secara gamblang atau diposting di media sosial. Mengenai perbedaan. Seringnya yang berseliweran di sosial media adalah kesamaan dan kecocokan. 

2) Harapan-harapan yang tidak terpenuhi

Pernah ada seseorang yang membeberkan harapan dia menikah adalah agar impian-impiannya dapat tercapai, terutama yang bersifat material. Lelah bekerja dan pengen kawin aja. Sering kan denger perempuan ngomong begitu?

Mungkin kita sering berharap mendapatkan pasangan yang ideal; santun, lembut, romantis, rajin beribadah, mapan dan lain sebagainya.  Namun bisa saja hal tersebut tidak kita dapatkan, bahkan oleh orang-orang yang dikatakan sebagai sosok idaman. Nobody’s perfect. Akan ada banyak hal-hal indah yang kita bayangkan belum tentu akan didapatkan. Akan ada trial dan error yang terjadi.  

Seringkali di sosial media kita melihat caption yang bercerita mengenai betapa sempurna dan baiknya pasangan kita. Foto saat diberi bunga (padahal beli sendiri atau minta dibelikan) atau foto romantis berpelukan atau apalah yang bisa bikin jomblo baper. Padahal bisa saja kenyataannya sangat jauh dari apa yang dicitrakan. 

3) Membangun Kemapanan
Jarang kan menemukan caption tentang pasangan yang terhimpit ekonomi, padahal manusia setiap hari bergulat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berfoto dengan latar tempat yang fancy, foto makanan enak, atau foto mesra saat liburan, tidak menjamin kehidupannya seindah seperti yang kita bayangkan. Bisa saja dia menabung mati-matian untuk bisa beli tiket, menyisihkan uang gajinya untuk makan di restoran mahal. Bisa aja kan. Panjat sosial juga perlu uang.
  
4) Kebebasan Individu yang terbatas
Saat menikah, konsekuensi yang harus diambil ada banyak, salah satunya ya kebebasan individu. Apalagi jika pasanganmu menuntut lebih, sehingga membatasi gerak dan aktifitas. Tidak boleh ini, tidak boleh itu.... Mampuslah. Atau walau pasangan tidak banyak menuntut, keadaan yang memaksa seperti saat harus merawat anak yang baru lahir. Ada beban psikologis yang diemban sehingga tidak sedikit individu tertekan karena hal ini perlu pembiasaan.

Tidak sedikit yang ingin membunuh kesepian dengan terus-terusan update instastory atau rutin post foto-foto bahagia. Padahal jauh dalam lubuk hati yang terdalam, dia kesepian dan muak. 

6) Ujian Pernikahan yang tidak ter-schedule
Kalau ini, bisa apa saja ya. Suatu hal terjadi karena ada alasannya.

--------------------------


Mungkin setelah baca tulisan ini, ada yang nyinyir “dasar jomblo” atau “pernikahannya ga bahagia kali.” Silahkan judge, tapi Anda tahu kan apa yang saya tulis? Menikah itu tidak selalu tentang bahagia. Jadi salah besar jika tujuan menikah adalah untuk mencari kebahagiaan. Justru menikah itu adalah menimbulkan masalah yang kita ciptakan sendiri tapi kita juga belajar memperbaiki hal-hal yang kurang dan menambahkan hal-hal yang kita anggap baik.

Sekian.

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC1801 

0 komentar:

Posting Komentar