(1)
Dear kawan-kawan yang suka berseru lantang, “Segera menikahlah, menikah itu nikmat dan bikin bahagia” atau yang berpikiran senada. Atau yang suka baper lihat koncomu posting foto mesra bareng pacar/suami/istri dengan caption “relationships goals”. Selamat Anda tertipu oleh citra!
Dear kawan-kawan yang suka berseru lantang, “Segera menikahlah, menikah itu nikmat dan bikin bahagia” atau yang berpikiran senada. Atau yang suka baper lihat koncomu posting foto mesra bareng pacar/suami/istri dengan caption “relationships goals”. Selamat Anda tertipu oleh citra!
Citra-citra itu mungkin menggoda, menghipnotis, bahkan
meneror perhatian dan kesadaran. Apalagi zaman now sudah banyak media seperti instagram,
path, atau facebook yang membuka ruang seluas-luasnya untuk membagikan momen
yang sebenarnya bersifat personal. Citra yang ditampilkan dalam bentuk visual
kemudian dilengkapi dengan caption yang “uhlala” tanpa disadari merupakan cara
untuk berkomunikasi. Citra itu yang akan jadi “ruh” dan daya tarik Anda untuk
kepo dan mengambil kesimpulan “oh, dia bahagia sekali ya” atau “kasihan galau
terus.” Remember, a picture says a thousands words, but you don’t know anything
behind that picture.
1) Dalam menjalin relasi, ada dua sisi kepribadian yang
berbeda yang harus bersatu
Di luar hubungan yang bersifat biologis, kadang pasangan
lupa dengan gombalannya dulu saat masih pacaran: JUST THE WAY YOU ARE. Tapi saat
melihat suami menaruh handuk sembarangan atau melihat istri terlihat “gembel”
di rumah, kita bisa saja kesal setengah mati kemudian merutuk dalam hati. Pada
poin ini kita lupa bahwa saat menikahi seseorang, kita tidak hanya menikahi
kelebihannya, tapi juga kekurangannya.
Ini jarang sekali dibahas secara gamblang atau diposting di media sosial. Mengenai perbedaan. Seringnya yang berseliweran di sosial media adalah kesamaan dan kecocokan.
Ini jarang sekali dibahas secara gamblang atau diposting di media sosial. Mengenai perbedaan. Seringnya yang berseliweran di sosial media adalah kesamaan dan kecocokan.
2) Harapan-harapan yang tidak terpenuhi
Seringkali di sosial media kita melihat caption yang bercerita mengenai betapa sempurna dan baiknya pasangan kita. Foto saat diberi bunga (padahal beli sendiri atau minta dibelikan) atau foto romantis berpelukan atau apalah yang bisa bikin jomblo baper. Padahal bisa saja kenyataannya sangat jauh dari apa yang dicitrakan.
3) Membangun Kemapanan
Jarang kan menemukan caption tentang pasangan yang terhimpit
ekonomi, padahal manusia setiap hari bergulat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Berfoto dengan latar tempat yang fancy, foto makanan enak, atau foto mesra saat
liburan, tidak menjamin kehidupannya seindah seperti yang kita bayangkan. Bisa
saja dia menabung mati-matian untuk bisa beli tiket, menyisihkan uang gajinya
untuk makan di restoran mahal. Bisa aja kan. Panjat sosial juga perlu uang.
4) Kebebasan Individu yang terbatas
Saat menikah, konsekuensi yang harus diambil ada banyak,
salah satunya ya kebebasan individu. Apalagi jika pasanganmu menuntut lebih,
sehingga membatasi gerak dan aktifitas. Tidak boleh ini, tidak boleh itu....
Mampuslah. Atau walau pasangan tidak banyak menuntut, keadaan yang memaksa
seperti saat harus merawat anak yang baru lahir. Ada beban psikologis yang
diemban sehingga tidak sedikit individu tertekan karena hal ini perlu
pembiasaan.
Tidak sedikit yang ingin membunuh kesepian dengan terus-terusan update instastory atau rutin post foto-foto bahagia. Padahal jauh dalam lubuk hati yang terdalam, dia kesepian dan muak.
Tidak sedikit yang ingin membunuh kesepian dengan terus-terusan update instastory atau rutin post foto-foto bahagia. Padahal jauh dalam lubuk hati yang terdalam, dia kesepian dan muak.
6) Ujian Pernikahan yang tidak ter-schedule
Kalau ini, bisa apa saja ya. Suatu hal terjadi karena ada
alasannya.
--------------------------
Mungkin setelah baca tulisan ini, ada yang nyinyir “dasar
jomblo” atau “pernikahannya ga bahagia kali.” Silahkan judge, tapi Anda tahu
kan apa yang saya tulis? Menikah itu tidak selalu tentang bahagia. Jadi salah besar jika tujuan menikah adalah untuk mencari kebahagiaan. Justru menikah itu adalah menimbulkan masalah yang kita ciptakan sendiri tapi kita juga belajar memperbaiki hal-hal yang kurang dan menambahkan hal-hal yang kita anggap baik.
Sekian.
Sekian.
@30haribercerita #30haribercerita #30HBC1801


0 komentar:
Posting Komentar