Kamis, 01 September 2022

Pemuja Empirik

Manusia adalah makhluk teledor pemuja empirik. Telah banyak dikatakan petuah-petuah mengenai kehidupan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan tanpa hambatan, serta nasehat untuk meminimalisir kesialan dan penyesalan di kemudian hari, namun kebanyakan dari kita justru abai sampai pada titik apa-apa yang dihindari akan terjadi pada kehidupan kita. 

Saat kecil, kita kerap mengabaikan perkataan orang tua seperti, "jangan lari-lari, nanti jatuh", "jangan kebut-kebutan, bahaya" atau "ayo makan, nanti sakit" dan setelah apa yang ditakutkan kejadian, kita menjadi lebih memahami dan waspada. Seorang anak akan tau sakitnya jatuh, bahayanya kebut-kebutan di jalan, atau perihnya lambung saat tidak makan. Namun, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang menggunakan rasio-nya untuk berpikir, ia akan terus menantang dunia hingga batasnya. Itulah kenapa banyak yang mengulang kesalahan hingga batas tertentu sehingga ia benar-benar yakin akan suatu hal.