Senin, 16 Juli 2018

Contradictio in Terminis


Saat membaca jurnal BASIS, saya menemukan istilah contradictio in terminis dan tertarik untuk membahasanya dalam kehidupan sehari-hari.

Dari kata contradictio, kita bisa mengartikan contradictio in terminis ini sebagai term yang kontradiktif. Dan hidup ini penuh dengan hal-hal yang kontradiktif.

Kita mungkin sering banget terjebak dalam situasi contradictio in terminis ini. Mau tapi gak mau, gak butuh tapi butuh, benci tapi rindu.

Mau daftar S2 ke luar negeri, tapi malas ngurusin tetek-bengek administratif yang ribet. Mau dapet duit, tapi males gerak. Mau mengembangkan karir tapi mager melebarkan koneksi. Daya beli semakin menurun, sementara keinginan semakin banyak. Pusing dan menyiksa.

Situasi yang kontradiktif ini seringkali menyiksa kita karena memaksa agar otak dan hati berargumen. Antara perasaan atau logika, yang mana yang mau dimenangkan?

Sederet imajinasi yang berisi keinginan dan harapan menggantung bak tirai indah yang mempercantik rumah. Dipajang dan dibiarkan untuk memperindah angan saja. Kenyataannya, semua keinginan itu tidak pernah tercapai karena usaha pun tidak pernah ada. Kalau pun ada usaha dan gagal, kita terpaksa memaknai semua proses sebagai pembelajaran hidup.

Statis.

0 komentar:

Posting Komentar